Category Archives: ARTIKEL

Mendesain Kreatifitas Diri

Catatan Akhir

Mendesain Kreatifitas Diri

Oleh: Ahmad Subki*

Ditengah tantangan dunia yang semakin macho ini, semua orang berwenang untuk dapat berbuat sebebas-bebasnya baik melalui media audio maupun visual. Tanpa ada kekangan, paksaaan dan larangan, sebab di zaman ini semakin digembor-gemborkannya isu hak asasi manusia di atas segala-galanya. Namun kita sebagai generasi muda Islam tidak harus serta merta mengartikan hal itu demikian, lalu menggunakan kebebasan sebagai senjata. Dalam menyikapi hal ini, kita dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan kemampuan diri untuk melawan tantangan tersebut. Dengan harapan bisa mempertahankan ideologi Islam yang selama ini kita junjung.

Musuh kreatifitas adalah wawasan yang sempit dan inspirasi yang dangkal. Sehingga selalu seadanya dalam bertindak. Kita telah mengetahui begitu banyak teori pengetahuan untuk melakukan sesuatu kemajuan, akan tetapi kita masih saja mengikuti jalan yang sama dan selalu saja begitu. Kreatif adalah mampu menghasilkan hal-hal baru yang dapat membangun jiwa manusia menjadi lebih maju bukan malah membabi buta. Memang lebih mudah membuat orang menjadi tidak kreatif daripada meningkatkan kemampuan kreatifitas mereka.

Setiap manusia memiliki kreatifitas, namun tingkat kemampuannya berbeda-beda. Oleh karena itu marilah kita mencoba menggali dan meningkatkan kreatifitas kita melalui berkarya di media manapun. Karena kami yakin semua warga IKMAL mampu berkreasi dan berinofasi apalagi melalui goresan pena. Sedikit kita mengulas tentang kreatifitas, Brian Clerg dan Paul Birch mengatakan dalam bukunya “instant creativity” bahwa jenis kreatif ada tiga macam : Pertama, kreatifitas artistik (aristic creatifity) yaitu seperti menulis buku, melukis atau menggubah musik. Ini merupakan kreatifitas yang memang umumnya dimiliki secara ilmiah. Kedua, kreativitas penemuan (creativity of discovery) seperti Arcimides yang keluar dari kamar mandinya dan berteriak ‘eureka’ kemudian menjadi suatu rumus atau juga lahirnya suatu konsep baru. Ketiga, kreatifitas humor (creativity of humor) yaitu bersifat spesial karena memandang dunia ini dari sudut pandang yang berbeda dan cara seperti ini penting dalam kreatifitas.

Kita harus yakin salah satu dari tiga yang di atas pasti terdapat dalam diri kita, tinggal kita harus pandai mengelolanya dengan cerdas. Kegagalan adalah pengalaman terbaik untuk belajar, dan hanya dengan berani melakukan hal yang beresiko anda baru akan mencapai kreatifitas yang sebenarnya. Caranya adalah jangan menghancurkan gagasan baru anda dengan penerapan nilai praktis (yang penting jadi), tetapi harus mencoba yang lebih menarik dan maju. Jika anda belum siap mencetuskan gagasan kepada orang lain, tetapi anda tahu bahwa gagasan tersebut tidak akan ditertawakan oleh orang kenapa harus takut!.

Namun memang dalam dunia pendidikan, kreatifitas tidak disukai karena melawan hasil yang diinginkan oleh pendidik. Suka atau tidak sistem pendidikan kita sebagian besar didesain untuk membuat anak-anak didik dapat menempuh ujian. Ini berarti membuat mereka memberikan jawaban sesuai dengan yang diinginkan pengujinya. Tidak ada jawaban yang murni ataupun kreatif dalam lembar jawaban, yang ada hanyalah jawaban yang benar. Tetapi itu tidak bisa dijadikan alasan yach!.

*) Pemred Buletin Sriwijaya, Pengurus IKMAL Bag. Pendidikan 2008-2009.

Tinggalkan komentar

Filed under ARTIKEL

Menyoal Kriminalitas di Mesir

Menyoal Kriminalitas di Mesir

Oleh: Biogen akbar*

Kondisi lingkungan yang aman dan tertib adalah dambaan setiap orang berjiwa sehat. Dari mulai skala kehidupan sosial berkeluarga hingga pada tataran kehidupan sosial bernegara aspek keamanan dan ketertiban ditempatkan di posisi yang krusial . Sebab hal ini bisa berefek pada stabilitas roda kehidupan manusia pada masanya dan masa mendatang. Maka, adanya aparat keamanan negara, seperti polisi dan tentara adalah wujud konkret di antara peran aktif negara dalam usaha mencapai kondisi lingkungan yang aman dan tertib tersebut. Penanganan pelbagai kejahatan pidana oleh aparat keamanan, seperti perampokan, pencurian, pencopetan, pembunuhan, hingga pemerkosaan yang meresahkan dan marak terjadi di tengah-tengah kehidupan sosial warga negara menunjukkan adanya banyak faktor yang melatarbelakangi timbulnya kriminalitas itu.

Di antara beberapa faktor itu adalah himpitan ekonomi, keterbelakangan pendidikan dan mental. Namun penyebab paling utama dari munculnya kriminalitas tersebut adalah rusaknya hati atau akhlak pelaku. Pernyataan ini berdasar pada sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dikeluarkan oleh imam al-Bukhori dan Muslim, maknanya: “Ingatlah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, baik pula seluruh jasadnya, dan jika segumpal daging itu rusak, rusak pula seluruh jasadnya, ingatlah segumpal daging itu adalah hati”. Alhasil di saat pelbagai kriminalitas sudah mengusik dan mengotori kehidupan bermasyarakat, maka hal ini bisa berefek pada kondisi psikis seseorang.

Satu contoh, kasus pencabulan anak di bawah umur dan pelecehan seksual. Bentuk kejahatan ini tentu mendatangkan dampak serius bagi psikis korban, terutama bagi masa depan korban jika tidak segera didatangkan solusi efektif dari berbagai pihak guna mengembalikan stabilitas mental korban dan meminimalisir berbagai bentuk kriminalitas yang bisa terjadi kapan dan di mana saja.

Dari sini nampaknya tindakan preventif  lebih dibutuhkan oleh berbagai pihak. Artinya, tidak hanya menanti kriminalitas itu menimpa kita lalu menyerahkan penyelesaiannya ke aparat keamanan saja. Tapi sejatinya setiap kita saling bersinergi dan berperan sebagai pihak ‘berwajib’ terhadap keamanan diri dan lingkungannya dari pelbagai probabilitas timbulnya kriminalitas. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.Nampakny a, pelbagai kriminalitas telah menjadi tontonan keseharian kita dalam berita di televisi dan surat kabar, di negara mana pun itu. Mesir adalah salah satu negara yang mencapai tingkat kriminalitas cukup tinggi. Hanya saja perkara ini oleh pemerintah enggan diekspos secara luas di surat kabar dan televisi, cukup pada tataran penanganan serius di lapangan oleh aparat keamanan.

Berangkat dari problem kriminalitas yang menimpa sebagian rekan-rekan masisir khususnya, juga warga asing lainnya, seperti penodongan yang berujung pada penusukan, pencopetan di bis-bis, hingga gangguan asusila terhadap para mahasiswi yang akhir-akhir ini beberapa kali terjadi, semua itu menjadi bukti nyata bahwa kejahatan model apa pun itu bisa terjadi sewaktu-waktu dan menimpa siapa pun. Tidak ada rumus dalam otak pelaku bahwa penuntut ilmu terhindar dari kejahatan mereka. Sebab dalam dunia kriminalitas, kejahatan tidak hanya terjadi karena niat pelaku saja, tapi juga karena adanya kesempatan. Waspadalah!. Maka sikap bijak yang mesti ada dalam diri setiap kita adalah  mengambil ‘ibroh dari berbagai fenomena kasus yang terjadi. Termasuk melakukan tindakan preventif dengan berbagai cara, di antaranya, berdoa dan bertawakkal pada Allah setiap hendak berpergian, mengetahui lokasi-lokasi kejahatan yang biasa terjadi, guna lebih waspada di setiap waktu dan kondisi. Terutama untuk kalangan mahasiswi agar tidak berbusana ketat dan tidak berjalan sendirian di tempat yang kelihatan sepi terlebih pada malam hari.

Cara lain yang juga bisa ditempuh jika di antara kita menjadi korban atau saksi tindak kejahatan adalah menghubungi segera Dewan Keamanan dan Ketertiban Mahasiswa (DKKM). Dari berbagai cara yang bisa ditempuh tersebut, maka setiap kita dituntut untuk selalu berhati-hati dan saling mengingatkan terhadap kejahatan yang ‘berkeliaran’ di sekitar kita. Dalam hal penanganan berbagai kasus kriminalitas yang menimpa masisir, DKKM tidak bisa sendirian dalam beramal, tapi dibantu oleh berbagai elemen, di antaranya KBRI dan PPMI. DKKM, PPMI, dan KBRI saling bersinergi ketika terjadi kasus kriminalitas di lapangan dengan segera melaporkan dan menyerahkan penanganannya ke aparat keamanan setempat. Sebagai usaha optimalisasi kerja DKKM, KBRI, dan PPMI dalam meminimalisir kasus kejahatan yang terjadi, ketiganya telah menjalin kerja sama dengan qismu ri’aayatilwaafidiyn yang dimiliki Universitas al-Azhar as-Syarif, dari pembicaraan itu diharapkan adanya bantuan dari al-Azhar sebagai mediator untuk selanjutnya dikomunikasikan kepada Amnu ad-Daulah agar bisa bertindak cepat dan lebih serius mengatasi berbagai kasus kriminalitas yang menimpa warga asing di Mesir. KBRI sebagai wakil rakyat Indonesia di Mesir, juga memiliki posisi yang krusial dalam mengatasi pelbagai problem yang dihadapi warganya.

Salah satu bantuan konkret KBRI terhadap korban kejahatan untuk merampungkan kasus kriminalitas itu adalah membawanya ke ‘meja hijau’. Pengacara pun sudah KBRI siapkan dan bayar guna menunjang proses pengadilan pidana. Dari sini, nampaknya semakin jelas bagi kita bahwa penanganan satu kasus kejahatan tidak bisa kita ‘lepas’ begitu saja kepada aparat keamanan, sebab perlu dimaklumi oleh kita aparat keamanan di Mesir ini agak lamban dalam menangani kasus kriminalitas yang menimpa warga asing. Akan tetapi kita sebagai warga asing mesti bersinergi, merapatkan barisan ukhuwah, bersama-sama berempati guna menyelesaikan berbagai kasus kejahatan yang menimpa saudara-saudara kita. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman dalam al-Qur’an, maknanya: “……..saling tolong-menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kamu sekalian tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan…”.

Firman Allah Ta’aala tersebut kembali menyadarkan kita sebagai thullaabul’ilmi asysyar’iy terhadap perintah Allah yang menunjukkan kepada kewajiban kita bersinergi dalam setiap perkara yang ma’ruf dan menolak dengan tegas kerja sama dalam setiap perkara maksiat, yang dapat menggiring pelakunya pada kehinaan. Maka seyogyanya bagi kita untuk terus intropeksi diri tentang seberapa besar rasa empati dan tolong menolong kita terhadap beberapa kasus kriminalitas yang menimpa saudara kita, dan sejauh mana rasa tanggung jawab yang sudah dijalani untuk diri pribadi dari meminimalisir faktor timbulnya kriminalitas yang sewaktu-waktu dapat menimpa pada diri kita?. Sahabat ‘Umar bin Khathab radiyallaahu ‘anhu pernah berpesan, maknanya: “Hisablah diri kamu sekalian sebelum kamu sekalian dihisab”. Kita memohon pada Allah pertolongan dari segala sesuatu yang dapat mencelakakan jiwa kita, semoga Allah memperbaiki amal kita dan menjadikan negara Mesir aman dan diberkahi, aamiiin. Wallaahu a’lam bi ashshowaab.

*al-Azhariy fakultas ushuluddin jurusan tafsir tingkat IV. Wakil ketua IKMAL 2008-2009.

Tinggalkan komentar

Filed under ARTIKEL

Lampung; Pintu Gerbang Sumatera

Lampung ; Pintu Gerbang Sumatera
Oleh : Khoirurrazikin*

Kota Tersibuk : Lampung merupakan daerah tropis yang memiliki letak geografis yang sangat strategis sebagai gerbang utama pulau sumatera. Provinsi yang beribukotakan Bandar Lampung ini merupakan satu-satunya kota di luar pulau jawa yang paling dekat dengan Ibu kota, Jakarta. Didukung oleh posisi yang strategis, bandar lampung sebagai salah satu kota tersibuk di Indonesia bagian barat, memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya.

Heterogenitas Lampung :Penduduk asli Lampung terdiri dari Lampung Abung, Lampung Pubian, dan Lampung Peminggir (Bandar Lampung).Tetapi keturunan Jawa, Bali, Sunda dan Bugis juga bisa kita temui di Kota terbesar ketiga di pulau Sumatera ini. Sehingga pendatang dan penduduk asli bersatu saling bahu membahu sebagaimana tercermin dalam seloka adat ‘Sang Bumi Ruwai Jurai’ yang berarti ” Penduduk asli dan pendatang berbaur menjadi satu”. Lampung adalah provinsi terbanyak penduduknya diantara provinsi lain di Sumatera. Di antara sekian provinsi di Sumatera hanya Lampung dan Batak yang memiliki Aksara tersendiri yang terkenal dengan Huruf Kaganga-nya. Sebagiamana Jawa terkenal dengan Huruf Honocoroko-nya.

Otoritas Rakyat Lampung : Jauh sebelum Kerajaan Sriwijaya berkuasa di seantero Nusantara pada abad ketujuh, orang Lampung dari wilayah Skalaberak telah mengadakan migrasi dan mendirikan Kerajaan Tulangbawang pada pada abad keempat. Ironisnya, pada perkembangannya justru di bawah marginalisasi tetangganya. Padahal ia telah melahirkan sekian orang yang memegang peran penting. Ketika itu mereka mempunyai persekutuan adat Lampung yang dikukuhkan pada abad kedelapan pada masa keratuan, yakni Keratuan Dipuncak, Pemanggilan, Pugung, Balau, dan Darah Putih. Untuk kepentingan komunikasi antar marga, lazimnya mereka menggunakan bahasa Indonesia sebagai sebuah prestise, sekaligus untuk menjaga solidaritas penduduk asli dan pendatang yang bermukim di wilayah ini. Moralitas yang baik dan dijunjung tinggi oleh masyrakatnya sehingga sepadan dengan lambang daerah Lampung. Jika seseorang ditanya tentang Lampung, maka yang muncul dalam fikirannya boleh jadi satu diantara 3 hal ini : Gajah (hewan darat terbesar setelah punahnya dinosaurus), Gunung Krakatau, Songket Tapis.

Gajah Berenang : Mendengar provinsi Lampung, yang terbesit pertama kali adalah gajah bermain sepak bola. Karena memang di Provinsi inilah terdapat Elephants Training Center (Pusat Pelatihan gajah).Tepatnya di Way Kambas, Lampung Timur. Way Kambas adalah salah satu Taman Nasional di Propinsi Lampung, selain Bukit Barisan Selatan, yang meliputi total areal seluas 128.450 hektar. Pusat Latihan Gajah yang menempati areal seluas 1000 hektar. Disini gajah-gajah liar sumatera dilatih agar dapat dimanfaatkan. Sebagai hasil latihan ini dapat dinikmati pada acara pertunjukan gajah, seperti permainan sepakbola, berenang dan menunggang gajah disekitar area. Bila Anda menyenangi safari ke dalam hutan, pelatih akan siap menemani Anda. Untuk mencapai Way Kambas, dengan kondisi jalan beraspal, hanya membutuhkan waktu tempuh perjalanan dengan kendaraan 2 jam dari Bandar Lampung. Tempat ini merupakan Pusat Latihan Gajah pertama di Indonesia.

Krakatau Tenggelamkan matahari Krakatau. Gunung ini sempat meletus demikian dahsyatnya di tahun 1883, sehingga terdengar hingga Burma dan Australia. Debu dan pecahan letusannya terlempar hingga 150 km ke berbagai arah. Dan bahkan menimbulkan arus tsunami setinggi 10 km yang konon ombaknya terasa hingga Perancis. Bencana ini menyapu kota2 di Lampung dan Banten . Hujan abu dan ledakan ini menyebabkan terhalangnya pandangan ke matahari, sehingga membentuk suatu pemandangan yang spektakuler layaknya matahari hampir hilang. Pulau kecil ini langsung tenggelam. Barulah tahun 1928 muncul lagi daratan kecil yang hari ini disebut sebagai ‘Anak Krakatau’. Banyak wisatawan yang datang ke kawasan ini.Krakatau terletak di Selat Sunda, diantara Pulau Jawa dan Sumatera.

Tapis: Songket Tapis. Motifnya bro!! Beda banget sama songket lainya. Sekarang, selain buat kain pelekat, kurung maupun kebaya, songket tapis sudah banyak yang diproduksi buat songkok, gantungan kunci dan souvenir-souvenir indah lainnya. Pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung ini terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistim sulam. Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna. Tapis di roduksi untuk memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis saat ini diproduksi oleh pengrajin dengan ragam hias yang bermacam-macam sebagai barang komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Bersama Kita pulang ke Lampung : Seluruh pelajar dan mahasiswa yang pergi menuju negeri asing untuk menuntut ilmu menjadi duta bagi bangsanya. Diharapkan kembali memberikan pencerahan bagi sekitarnya. Kita semua rakyat Indonesia. Tentu bukan membangkitkan sikap primodialisme dengan menyatakan bahwa, pelajar yang beraffiliasi pada tanah kelahirannya mengemban tugas besar sebagai duta daerahnya. Karena tanah kelahirannya tidak akan menjadi besar tanpa ada yang membesarkannya. Tapi sebuah cita-cita yang berhak dihargai dan dihormati. Karena itu kita sebagai mahasiswa kelahiran ranah ini mengemban amanah untuk mengembangkan daerah sebagai objek dakwah kita di masa depan. Pada saat yang sama, kondisi menuntut kita lebih dewasa sehingga yang dikedepankan bukanlah perpecahan dan konflik. Bagaimanapun kita bertanah air satu, Indonesia. Terlebih kita adalah Ikhwah Fi ad Dien.

*) mahasiswa tingkat empat fakultas Ushuluddin jurusan tafsir Universitas al Azhar Cairo, anggota IKMAL Mesir bagian pendidikan.

1 Komentar

Filed under ARTIKEL