Lampung; Pintu Gerbang Sumatera

Lampung ; Pintu Gerbang Sumatera
Oleh : Khoirurrazikin*

Kota Tersibuk : Lampung merupakan daerah tropis yang memiliki letak geografis yang sangat strategis sebagai gerbang utama pulau sumatera. Provinsi yang beribukotakan Bandar Lampung ini merupakan satu-satunya kota di luar pulau jawa yang paling dekat dengan Ibu kota, Jakarta. Didukung oleh posisi yang strategis, bandar lampung sebagai salah satu kota tersibuk di Indonesia bagian barat, memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya.

Heterogenitas Lampung :Penduduk asli Lampung terdiri dari Lampung Abung, Lampung Pubian, dan Lampung Peminggir (Bandar Lampung).Tetapi keturunan Jawa, Bali, Sunda dan Bugis juga bisa kita temui di Kota terbesar ketiga di pulau Sumatera ini. Sehingga pendatang dan penduduk asli bersatu saling bahu membahu sebagaimana tercermin dalam seloka adat ‘Sang Bumi Ruwai Jurai’ yang berarti ” Penduduk asli dan pendatang berbaur menjadi satu”. Lampung adalah provinsi terbanyak penduduknya diantara provinsi lain di Sumatera. Di antara sekian provinsi di Sumatera hanya Lampung dan Batak yang memiliki Aksara tersendiri yang terkenal dengan Huruf Kaganga-nya. Sebagiamana Jawa terkenal dengan Huruf Honocoroko-nya.

Otoritas Rakyat Lampung : Jauh sebelum Kerajaan Sriwijaya berkuasa di seantero Nusantara pada abad ketujuh, orang Lampung dari wilayah Skalaberak telah mengadakan migrasi dan mendirikan Kerajaan Tulangbawang pada pada abad keempat. Ironisnya, pada perkembangannya justru di bawah marginalisasi tetangganya. Padahal ia telah melahirkan sekian orang yang memegang peran penting. Ketika itu mereka mempunyai persekutuan adat Lampung yang dikukuhkan pada abad kedelapan pada masa keratuan, yakni Keratuan Dipuncak, Pemanggilan, Pugung, Balau, dan Darah Putih. Untuk kepentingan komunikasi antar marga, lazimnya mereka menggunakan bahasa Indonesia sebagai sebuah prestise, sekaligus untuk menjaga solidaritas penduduk asli dan pendatang yang bermukim di wilayah ini. Moralitas yang baik dan dijunjung tinggi oleh masyrakatnya sehingga sepadan dengan lambang daerah Lampung. Jika seseorang ditanya tentang Lampung, maka yang muncul dalam fikirannya boleh jadi satu diantara 3 hal ini : Gajah (hewan darat terbesar setelah punahnya dinosaurus), Gunung Krakatau, Songket Tapis.

Gajah Berenang : Mendengar provinsi Lampung, yang terbesit pertama kali adalah gajah bermain sepak bola. Karena memang di Provinsi inilah terdapat Elephants Training Center (Pusat Pelatihan gajah).Tepatnya di Way Kambas, Lampung Timur. Way Kambas adalah salah satu Taman Nasional di Propinsi Lampung, selain Bukit Barisan Selatan, yang meliputi total areal seluas 128.450 hektar. Pusat Latihan Gajah yang menempati areal seluas 1000 hektar. Disini gajah-gajah liar sumatera dilatih agar dapat dimanfaatkan. Sebagai hasil latihan ini dapat dinikmati pada acara pertunjukan gajah, seperti permainan sepakbola, berenang dan menunggang gajah disekitar area. Bila Anda menyenangi safari ke dalam hutan, pelatih akan siap menemani Anda. Untuk mencapai Way Kambas, dengan kondisi jalan beraspal, hanya membutuhkan waktu tempuh perjalanan dengan kendaraan 2 jam dari Bandar Lampung. Tempat ini merupakan Pusat Latihan Gajah pertama di Indonesia.

Krakatau Tenggelamkan matahari Krakatau. Gunung ini sempat meletus demikian dahsyatnya di tahun 1883, sehingga terdengar hingga Burma dan Australia. Debu dan pecahan letusannya terlempar hingga 150 km ke berbagai arah. Dan bahkan menimbulkan arus tsunami setinggi 10 km yang konon ombaknya terasa hingga Perancis. Bencana ini menyapu kota2 di Lampung dan Banten . Hujan abu dan ledakan ini menyebabkan terhalangnya pandangan ke matahari, sehingga membentuk suatu pemandangan yang spektakuler layaknya matahari hampir hilang. Pulau kecil ini langsung tenggelam. Barulah tahun 1928 muncul lagi daratan kecil yang hari ini disebut sebagai ‘Anak Krakatau’. Banyak wisatawan yang datang ke kawasan ini.Krakatau terletak di Selat Sunda, diantara Pulau Jawa dan Sumatera.

Tapis: Songket Tapis. Motifnya bro!! Beda banget sama songket lainya. Sekarang, selain buat kain pelekat, kurung maupun kebaya, songket tapis sudah banyak yang diproduksi buat songkok, gantungan kunci dan souvenir-souvenir indah lainnya. Pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung ini terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistim sulam. Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna. Tapis di roduksi untuk memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis saat ini diproduksi oleh pengrajin dengan ragam hias yang bermacam-macam sebagai barang komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Bersama Kita pulang ke Lampung : Seluruh pelajar dan mahasiswa yang pergi menuju negeri asing untuk menuntut ilmu menjadi duta bagi bangsanya. Diharapkan kembali memberikan pencerahan bagi sekitarnya. Kita semua rakyat Indonesia. Tentu bukan membangkitkan sikap primodialisme dengan menyatakan bahwa, pelajar yang beraffiliasi pada tanah kelahirannya mengemban tugas besar sebagai duta daerahnya. Karena tanah kelahirannya tidak akan menjadi besar tanpa ada yang membesarkannya. Tapi sebuah cita-cita yang berhak dihargai dan dihormati. Karena itu kita sebagai mahasiswa kelahiran ranah ini mengemban amanah untuk mengembangkan daerah sebagai objek dakwah kita di masa depan. Pada saat yang sama, kondisi menuntut kita lebih dewasa sehingga yang dikedepankan bukanlah perpecahan dan konflik. Bagaimanapun kita bertanah air satu, Indonesia. Terlebih kita adalah Ikhwah Fi ad Dien.

*) mahasiswa tingkat empat fakultas Ushuluddin jurusan tafsir Universitas al Azhar Cairo, anggota IKMAL Mesir bagian pendidikan.

1 Komentar

Filed under ARTIKEL

1 responses to “Lampung; Pintu Gerbang Sumatera

Tinggalkan komentar